Wisata Sejarah di Indonesian Islamic Art Museum Lamongan

Wisata Sejarah di Indonesian Islamic Art Museum Lamongan

Wisata Sejarah di Indonesian Islamic Art Museum Lamongan – Indonesia Islamic Art Museum atau Museum Seni Islam Indonesia adalah area wisata histori yang menyimpan beraneka macam koleksi seni dan budaya Islam dari beraneka area di Indonesia.

Tempat ini di kenal sebagai museum pertama di Indonesia dan salah satu yang terlengkap di dunia. Menampilkan histori pertumbuhan Islam sejak awal kelahirannya dengan sentuhan teknologi canggih.

Indonesian Islamic Art Museum berlokasi di Jalan Raya Paciran, Kabupaten Lamongan. Museum ini di akses pada 28 Desember 2016, memuat Info histori pertumbuhan Islam di semua dunia. Museum yang terhitung di kenal dengan nama Museum Islamic 3D itu merangkum peradaban histori Islam di dunia hingga akhirnya bagaimana Islam hingga ke Nusantara.

Tidak sekadar perlihatkan benda-benda bersejarah dari nusantara dan dunia. Museum ini gunakan teknologi augmented reality (AR), saat memasukinya pengunjung seakan di ajak berinteraksi dalam dunia tiga dimensi.

Di sini, kamu bisa lihat beraneka macam benda bersejarah seperti keris, tombak, pedang, perangko, uang, dan lain-lain. Anda terhitung bisa lihat beraneka macam karya seni seperti lukisan, kaligrafi, ukiran, batik, dan lain-lain.

Museum ini miliki total empat zona yang berbeda. Zona berikut di urutkan dari zona teater, zona inti, zona diorama dan zona paling akhir dengan permainan papan yang dapat di mainkan gunakan Augmented Reality (AR).

Alamat Indonesian Islamic Art Museum

Jl. Raya Paciran, Paciran, Kec. Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62264.

Jam Buka

Buka tiap tiap hari. 08.00 WIB – 17.00 WIB.

Harga Tiket Masuk

Harga tiket masuk Rp.15.000,- untuk hari Senin-Kamis dan Rp.20.000,- untuk akhir pekan.

Rute ke Indonesian Islamic Art Museum

Indonesian Islamic Art Museum berjarak sekitar 43 km dari Alun-alun Lamongan. Dengan selagi tempuh perjalanan sekitar 1 jam 20 menit berkendara.

Rute dari Alun-alun Lamongan : Ambil Jl. Jaksa Agung Suprapto/Jl. Kragan – Rembang – Surabaya/Jl. Raya Gresik – Babat/Jl. Raya Pantura/Jl. Tuban – Surabaya ke Jl. Surabayan. Teruskan ke Jl. Urip Sumoharjo. Mengemudi dari Jl. Raya Ps. Sungelebak Karanggeneng Lamongan , Jl Sumberwudi , Jl Raya Takeran , Jl Raya Dagan, dan Jl Raya Daendles/Lohgung – Sadang ke Paciran. Terus mengemudi hingga hingga di obyek anda

Transportasi

Untuk menggapai wilayah Indonesian Islamic Art Museum, wisatawan dapat gunakan kendaraan pribadi seperti motor atau mobil. Jika gunakan transportasi lazim kamu bisa gunakan jasa transportasi angkot, bus atau kereta api. Anda bisa turun di Stasiun Lamongan, sehabis hingga di Stasiun Lamongan langsung cari angkot menuju ke wilayah obyek atau ke Terminal Paciran.

Baca Juga: Wisata Edukasi Gondang Outbound di Lamongan

Ada Apa di Indonesian Islamic Art Museum

Indonesian Islamic Art Museum merupakan wisata histori yang terdapat di Kabupaten Lamongan, Jawa timur. Menyajikan beraneka koleksi benda-benda bersejarah Islam terlengkap.

Indonesian Islamic Art Museum dibagi jadi empat zona. Zona berikut diurutkan dari zona teater yang menampilkan film animasi pendek The Glorious of Islam. Ini Zona galeri yang menampilkan beraneka artefak dari kerajaan Islam di beraneka sudut dunia. Zona diorama yang memuat replika dari bangunan atau benda bersejarah. Dan zona paling akhir dengan permainan papan yang dapat dimainkan gunakan Augmented Reality (AR).

Zona Teater

Begitu masuk, pengunjung dapat disambut layar besar dengan pencahayaan. Dilengkapi kursi empuk, pengunjung disuguhi film animasi pendek The Glorious of Islam, peradaban histori Islam yang berjalan sekitar 15 menit.

Zona Galeri (Artifak Kerajaan Islam Nusantara dan Dunia)

Zona galeri perlihatkan peninggalan kerajaan Islam nusantara dan dunia. Total ada ratusan koleksi yang dipajang. Salah satunya yang paling membetot perhatian adalah barang-barang dari era Ottoman. Di antaranya, kostum perang atau baju zirah pasukan kavaleri.

Hampir di tiap tiap lorong terkandung semacam papan literasi. Lengkap dengan grafis dan sinyal barcode khusus. Itulah yang membedakan museum yang diakses pada akhir 2016 berikut dengan museum lain. Di museum ini pengunjung dapat merasakan pengalaman pertalian virtual yang bisa dirasakan secara langsung.

Sebelum masuk, pengunjung direkomendasikan untuk mengunduh aplikasi Islamic Art Museum di PlayStore. Hanya dengan menempatkan gawai ke barcode khusus, pengunjung udah bisa bermain dan berfoto.

Patung Ksatria Muslim

Ikon dari Indonesian Islamic Art ini berupa figure ksatria Muslim Ottoman dengan baju besi beserta perlengkapan perang yang lengkap. Ikon berupa patung ksatria Muslim ini terdapat di tengah-tengah museum. Menjadi spot menarik untuk berswafoto bagi para pengunjung.

Baju besi berikut ditambah dengan pelindung kaki, kuncir pinggang, pelindung tangan (Bazu Band Hand), pelindung kepala hingga persenjataan yang lengkap. Baju berikut terbuat dari besi dengan obyek untuk memelihara si pemakai dari sabetan pedang. Ada tameng, helm, dan sepatu. Beratnya sekitar 17 kilogram, kecuali dipakai semua menggapai sekitar 60 kilogram.

idak hanya itu, Indonesian Islamic Art Museum terhitung mendatangkan artifak islam dari beraneka kerajaan Islam dunia. Seperti Ottoman Turki, Mughal India, dan kedinastian China.

Pedang bernama Zulfikar Shamshir terhitung tidak boleh dilewatkan. Pedang berikut dibikin mirip seperti pedang Nabi Muhammad SAW. Ada terhitung Alquran bertinta emas pada era Ottoman. Tulisan tinta emas hanya di tiga surah, yakni Al Fatihah, Al Kahfi, dan An Nas.

Benda-Benda Bersejarah Kerajaan Islam Indonesia

Dari tanah air, di antaranya ada jejak perjalanan Wali Sanga, Kerajaan Mataram Islam, hingga Keraton Sumenep. Indonesian Islamic Art ini menyajikan benda-benda bersejarah dari kerajaan Islam di Indonesia. Di antaranya ada jejak perjalanan Wali Sanga. Benda-benda bersejarah dari Samudra Pasai, Aceh, Mataram Islam, Gowa Talu, Demak dan tetap banyak lainya. Ada pula beraneka kitab-kitab kuno karangan Walisongo yang usianya udah lebih dari seribu tahun.

Zona Diorama

Museum Islam Indonesia ini terhitung miliki zona photo atau biasa di sebut dengan zona diorama. Di zona ini memuat beraneka replika peradaban Islam.

Seperti pasar tradisional, toko klontong, masjid Chengho, kapal Chengho, pergudangan belanda, toko Persia, mascusuar masjid agung banten dan tetap banyak lainnya. Dengan kondisi dan backgroundnya seakan nyata, sesuai dengan jenis repikanya

Zona Augmented Reality (AR)

Zona paling akhir dengan permainan papan yang dapat di mainkan gunakan Augmented Reality (AR). Perpaduan koleksi museum dengan teknologi AR menjadikan anak-anak tak hanya beroleh literasi histori Islam. Tapi terhitung permainan visual secara 3D. Sehingga bisa terkait interaktif yang menarik. Apalagi, dalam aplikasi terhitung di sediakan guide secara virtual.

Fasilitas Indonesian Islamic Art Museum

Berikut adalah fasilitas dan fasilitas lazim yang ada di Indonesian Islamic Art Museum.

  • Area parkir
  • Mushola
  • Toilet dan lain-lain.
Wisata Religi di Desa Sendang Duwur di Lamongan

Wisata Religi di Desa Sendang Duwur di Lamongan

Wisata Religi di Desa Sendang Duwur di Lamongan – Desa Sendang Duwur dikenal sebagai desa wisata religi. Ditempat ini terkandung makam Sunan Sendang yang menjadi area untuk berziarah para wisatawan. Desa ini udah ditetapkan sebagai Cagar Budaya Nasional. Selain itu, Desa Sendang Duwur juga kondang dapat potensi-potensi UMKM yang ada. Seperti kerajinan batik tulis, emas juga bordir dan lain sebagainya.

Makam Sunan Sendang Duwur merupakan salah satu wisata religi di Kabupaten Lamongan. Tempat ziarah yang banyak dikunjungi oleh wisatawan, selain makam Sunan Drajat. Makam ini merupakan area peristirahatan paling akhir salah satu tokoh penyebar agama Islam di tanah Jawa.

Sunan Sendang Duwur bernama asli Raden Noer Rahmad adalah putra Abdul Kohar Bin Malik Bin Sultan Abu Yazid yang berasal dari Baghdad. Ia lahir pada tahun 1320 M dan wafat pada tahun 1585 M. Sosok Sunan Sendang Duwur merupakan tokoh kharismatik yang pengaruhnya dapat disejajarkan dengan Wali Songo pada selagi itu.

Sunan Sendang Duwur dulunya dikenal dulu memindahkan masjid hanya dalam selagi semalam dari mantingan ke bukit Amitunon. Yang hingga selagi ini dikenal dengan nama Masjid Sendang Duwur.

Makam beliau memadai unik dengan arsitektur perpaduan antar dua kebudayaan yakni Islam dan Hindu. Di makam selanjutnya banyak ukiran-ukiran istimewa dari kayu jati yang mempunyai nilai seni tinggi. Ukiran selanjutnya terletak di area dinding penyangga cungkup pada makam tersebut.

Saat ini website makam Sunan Sendang Duwur selalu ramai dikunjungi. Selain berziarah, mereka mendambakan menyaksikan peninggalan bersejarah salah satu sunan yang berpengaruh dalam syiar agama Islam di tanah Jawa.

Alamat Sendang Duwur

Bukit Aminuton, Desa Duwur, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur.

Jam Buka

Buka tiap-tiap hari 24 jam.

Harga Tiket Masuk

Tidak dipungut biaya.

Rute ke Sendang Duwur

Desa Wisata Religi Sendang Duwur berjarak lebih kurang 39,7 km dari Alun-alun Lamongan. Dengan selagi tempuh perjalanan lebih kurang 1 jam 15 menit berkendara.

Rute dari Alun – alun Kota lamongan : Ambil Jl. Jaksa Agung Suprapto/Jl. Kragan – Rembang – Surabaya/Jl. Raya Gresik – Babat/Jl. Raya Pantura/Jl. Tuban – Surabaya ke Jl. Surabayan. Teruskan ke Jl. Urip Sumoharjo. Mengemudi dari Jl. Raya Ps. Sungelebak Karanggeneng Lamongan, Jl. Sumberwudi, dan Jl. Raya Payaman ke Sendangagung. Tetap mengemudi hingga hingga ke obyek anda di Sendangduwur.

Transportasi

Kompleks makam terletak di dataran yang memadai tinggi, tetapi selalu bisa dijangkau oleh kendaraan. Sarana jalur udah baik dan memadai memudahkan para pengunjung yang mendambakan kesana untuk berwisata ziarah.

Untuk meraih wilayah Desa Wisata Religi Sendang Duwur, wisatawan dapat manfaatkan kendaraan privat seperti motor atau mobil. Jika manfaatkan transportasi lazim anda bisa manfaatkan jasa transportasi angkot, bus atau kereta api. Anda bisa turun di Stasiun Lamongan, sesudah hingga di Stasiun Lamongan segera cari angkot menuju ke wilayah obyek atau ke Terminal Paciran.

Baca Juga: Panorama Keindahan Sunset di Pantai Tanjung Kodok Lamongan

Ada Apa di Sendang Duwur

Desa Sendang Duwur merupakan desa yang berada di Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Ini Desa udah dianggap sebagai cagar budaya nasional. Desa Sendang Duwur dikenal sebagai desa wisata religi, dikarenakan terkandung makam Sunan Sendang yang menjadi area untuk berziarah.

Ziarah ke Makam Sunan Sendang Duwur

Sunan Sendang adalah tokoh utama dalam kompleks Makam Sendang Duwur. Makam Sunan Sendang Duwur terletak di sebelah barat Masjid Sendang Duwur, yang berada di halaman III. Situs Makam Sendang Duwur terbagi dalam beberapa halaman, yakni sebelah utara dan barat Masjid Sendang Duwur.

Masing-masing halaman dibatasi oleh pagar dengan pintu gerbang sebagai jalur masuk. Situs Makam Sendang Duwur secara lazim terbagi menjadi empat halaman. Pola tata letaknya tersusun ke belakang, makan Sunan Sendang berada pada anggota paling belakang.

Makam Sunan Sendang Duwur selalu ramai dikunjungi para peziarah dari bermacam kota. Selain berziarah, mereka mendambakan menyaksikan peninggalan bersejarah salah satu sunan yang berpengaruh dalam syiar agama Islam di tanah Jawa.

Arsitektur Makam

Makam Sunan Sendang Duwur tidak sama dengan yang lain dikarenakan punya bangunan berarsitektur tinggi. Bangunan yang menggambarkan perpaduan kebudayaan Islam dan Hindu.

Makam Sunan Sendang Duwur punya bangunan gapura anggota luar bersifat tugu bentar. Gapura anggota dalam bersifat paduraksa seperti gapura perbatasan antara Lamongan-Gresik.

Sedangkan dinding penyangga cungkup makam dihiasi ukiran kayu jati yang benar-benar indah dan bernilai seni tinggi. Dua buah batu hitam bersifat kepala Kala menghiasi ke dua sisi dinding penyangga cungkup.

Masjid Sendang Duwur

Raden Noer Rahman atau Sunan Sendang Duwur dikenal dikarenakan kesaktiannya memindahkan masjid hanya dalam satu malam. Masjid selanjutnya kini dikenal sebagai Masjid Sendang Duwur yang berada di satu wilayah dengan area makam.

Produk UMKM Desa Sendang Duwur

Selain itu, Desa Sendang Duwur juga kondang dapat potensi-potensi UMKM yang ada. Seperti kerajinan batik tulis, emas, dan juga bordir. Namun, batik tulis menjadi produk UMKM yang paling banyak diminati oleh penduduk luar desa. Batik tulis ini juga dijadikan sebagai wadah bagi penduduk yang mendambakan belajar sebabkan batik.

Masyarakat Desa Sendang Duwur masih memegang erat budaya yang ada disana. Hal selanjutnya dapat dicermati dengan makanan khasnya yakni Nasi Muduk yang tiap-tiap hari dikonsumsi oleh penduduk disana. Kemudian ada Nasi Langgi yang biasanya dikonsumsi pada selagi Haul Sunan Sendang pada tanggal 15 Sya’ban.

Fasilitas Sendang Duwur

Berikut adalah fasilitas dan fasilitas lazim yang ada di Sendang Duwur Lamongan.

  • Area parkir
  • Toilet
  • Masjid
  • Warung
  • Rumah makan dan lain-lain.
Berziarah ke Makam Sunan Drajat di Lamongan

Berziarah ke Makam Sunan Drajat di Lamongan

Berziarah ke Makam Sunan Drajat di Lamongan – Selain Sunan Sendang Duwur, wisatawan juga bisa menjumpai Makam Sunan Drajat saat singgah ke Lamongan Jawa Timur. Makam salah satu wali songo yang di hormati di Jawa ini jadi area ziarah yang ramai di kunjungi.

Sunan Drajat merupakan salah satu dari sembilan Wali atau Wali Songo yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Sunan Drajat mendirikan Desa Drajat yang pada mulanya bersifat hutan belantara. Dan, Sunan Drajat di perkirakan lahir pada th. 1470 Masehi dengan nama kecilnya adalah Raden Qasim. Kemudian mendapat gelar Raden Syarifudin.

Sunan Drajat adalah putra dari Sunan Ampel, ibunya bernama Dewi Condrowati atau Nyai Ageng Manila. Sunan Drajat juga bersaudara dengan Sunan Bonang yang terkenal dengan kecerdasannya.

Hingga kini, makam Sunan Drajat selalu ramai di kunjungi peziarah. Tidak hanya dari Lamongan tapi juga berbagai daerah. Sunan Drajat atau Raden Qasim terkenal dengan salah satu falsafahnya yang memuat pesan-pesan kemanusiaan. Sejumlah peninggalannya juga masih tersimpan rapi di Museum Sunan Drajat di Lamongan.

Alamat Makam Sunan Drajat

Desa Drajat, Kec. Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur 62264

Jam Buka

Buka tiap-tiap hari. 24 jam.

Harga Tiket Masuk

Tidak dipungut biaya.

Rute ke Makam Sunan Drajat

Makam Sunan Drajat berjarak kira-kira 37,7 km dari Alun-alun Lamongan. Dengan kala tempuh perjalanan kira-kira 1 jam berkendara.

Rute dari Alun – alun Kota lamongan : Ambil Jl Jaksa Agung Suprapto/Jl Kragan – Rembang – Surabaya/Jl Raya Gresik – Babat/Jl Raya Pantura/Jl Tuban – Surabaya ke Jl Raya Karanglangit/Jl Raya Kepatihan/Jl Raya Turi di Blangit.
Tetap di Jl Raya Kepatihan/Jl Raya Turi. Ambil Jl Kemlagigede, Jl Raya Kemlagilor, dan Jl Raya Kalitengah – Karangbinangun ke Jl Raya Karanggeneng di Karanggeneng. Mengemudi dari Jl Raya Takeran dan Jl. Raya Dagan ke Drajat. Terus mengemudi hingga sampai ke target anda.

Transportasi

Untuk menggapai wilayah Makam Sunan Drajat di Lamongan, wisatawan dapat menggunakan kendaraan khusus layaknya motor, mobil maupun bis. Sarana jalan udah baik dan lumayan memudahkan para pengunjung yang menghendaki kesana untuk berwisata ziarah.

Jika menggunakan transportasi lazim kamu bisa menggunakan jasa transportasi angkot, bus atau kereta api. Anda bisa turun di Stasiun Lamongan, sehabis sampai di Stasiun Lamongan langsung cari angkot menuju ke wilayah target atau ke Terminal Paciran.

Baca Juga: Wisata Alam Air Terjun Banyulangse Tuban yang Menawan

Ada Apa di Makam Sunan Drajat

Sunan Drajat merupakan putra dari Sunan Ampel, ia mempunyai nama asli Raden Syarifuddin atau Raden Qasim. Sunan Drajat merupakan satu dari sembilan wali yang menyebarkan Islam di Pulau Jawa. Beliau di makamkan di Desa Drajat, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan. Dalam menyebarkan Islam, Sunan Drajat mempunyai metode sendiri yakni melalui kebudayaan.

Ziarah ke Makam Sunan Drajat

Memasuki kawasan makam, para peziarah akan di sambut oleh pintu gerbang cungkup Sunan Drajat. Pada pintu tersebut terkandung ukiran candra sangkala yang tandanya th. 1531 Saka (1609 M). Angka tersebut di akui sebagai penanda kala pembangunan atau pemugaran.

Sebelum menggapai area makam Sunan Drajat, tersedia tujuh tingkat beranda yang kudu di lalui oleh para peziarah. Sebagian besar beranda awal di jalan menuju makam, banyak di temui bangunan kayu. Mencapai beberapa beranda terakhir, bangunan-bangunan tersebut berubah menggunakan batu bata, yang di bangun dengan style menyerupai miniatur candi.

Kompleks Makam Sunan Drajat mempunyai tiga teras. Pada beranda ketiga yang paling belakang dan tertinggi, terkandung cungkup makam Sunan Drajat. Struktur tersebut merupakan bangunan tembok dengan tiga anggota di dalamnya, yakni anggota depan, tengah, dan belakang.

Pada area Makam Sunan Drajat, peziarah bisa menuju ke sebuah ruangan utama. Merupakan area peristirahatan Sunan Drajat dan istrinya, Retno Ayu Condro Sekar. Di depan makam tersebut juga terpajang ajaran peninggalan Sunan Drajat yang lumayan terkenal dan di kenal dengan arti Catur Piwulang.

Arsitektur Area Makam

Mengunjungi kompleks makam ini terkandung beberapa detil ornamen yang menghiasi area makam. Seperti pada pintu masuk area makam terkandung ornamen Lintel yang di ukir dengan angka. Angka tersebut merupakan th. pendirian area ini. Ukiran angka yang tunjukkan th. 1531 Saka atau setara dengan th. 1609 Masehi. Merupakan th. berdirinya pesantren yang didirikan oleh Sunan Drajat.

Pada anggota luar Langkan di sisi Barat, terukir Candra Sengkala Memet dengan kata lain sangkala yang juga merupakan angka tahun. Tahun yang tercantum adalah 1544 Saka atau th. 1622 Masehi. Tahun ini menandai perluasan area Cungkup makam untuk menampung lebih banyak peziarah.

Mirip dengan kompleks Makam Sunan Giri, makam Sunan Drajat juga di hiasi dengan style arsitektur yang indah. Yang menarik, hampir tiap-tiap anggota mempunyai arti filosofis dengan arti yang mendalam.

Seperti pada anggota beranda makam yang terdiri dari 7 tingkatan. Jumlah 7 ini melambangkan 7 tingkatan penciptaan manusia. Dimana beranda ketujuh adalah tingkat tertinggi yang berisikan pusara makam Sunan Drajat beserta sang istri, Retno Ayu Condro Sekar.

Museum Bersejarah Peninggalan Sunan Drajat

Tak jauh dari Makam Sunan Drajat, terkandung Museum Sunan Drajat. Tempat penyimpanan berbagai artefak peninggalan Sunan Drajat yang merupakan salah satu tokoh utama dalam penyebaran Islam di Jawa. Sebagai pusat dakwah dari Wali Songo, museum ini didirikan untuk mengenang dan mempelajari lebih lanjut mengenai sosok Sunan Drajat.

Koleksi di museum termasuk berbagai benda. Mulai dari Al-Quran, bedug, kain tenun, sampai barang-barang perunggu, keramik, kayu jati, batu besi, kuningan, bambu, logam, dan buku, baik yang merupakan peninggalan langsung dari Sunan Drajat maupun sumbangan dari penduduk Lamongan.

Dalam menyebarkan Islam, Sunan Drajat mempunyai metode sendiri yakni melalui kebudayaan. Beberapa peninggalannya diantaranya adalah sisa-sisa perangkat gamelan. Mulai dari bonang, angklung, ketuk, rebab, gender dan saron.

Pada peninggalan gamelan, perangkat angklungnya dihiasi dengan ragam hias singa mengkok yang oleh penduduk dikenal dengan gamelan Singo Mengkok. Dari unsur-unsur gamelan dari periode Sunan Drajat tersebut diperkirakan pada abad ke-18. Sebagaimana ditulis oleh Raffles di dalam karyanya The History Of Java, ataupun oleh Th G Th Pigeaud dalam Literature of Java III. Diperkirakan wujud gamelan tersebut tidak banyak mengalami perubahan.

Fasilitas Makam Sunan Drajat

Berikut adalah sarana dan sarana lazim yang tersedia di Makam Sunan Drajat Lamongan.

  • Area parkir
  • Toilet
  • Masjid
  • Warung
  • Toko souvenir
  • Rumah makan dan lain-lain.
Melihat Kejayaan Kesultanan Aceh di Masjid Raya Baiturrahman

Melihat Kejayaan Kesultanan Aceh di Masjid Raya Baiturrahman

Melihat Kejayaan Kesultanan Aceh di Masjid Raya Baiturrahman – Masjid Raya Baiturrahman adalah sebuah situs bersejarah yang berasal dari masa kejayaan Kesultanan Aceh. Masjid ini udah lewat beragam moment penting, merasa dari tragedi kebakaran oleh penjajah Belanda pada th. 1873 hingga terkena dampak tsunami pada akhir th. 2004.

Atap masjid mulanya dirancang dengan ciri khas masjid-masjid di Indonesia pada masa itu, yaitu atap limas yang bersusun empat. Namun, sehabis mengalami beberapa tragedi besar, masjid ini mengalami renovasi dan pergantian desain. Renovasi terakhir dilakukan pada th. 1936, memperluas susunan masjid. Saat ini, total luas Masjid Raya Baiturrahman raih 16.070 mtr. persegi.

Fungsi masjid juga berkembang sejalan dengan penerapan syariat Islam di Nangroe Aceh Darussalam. Tidak cuma sebagai area ibadah dan pendidikan agama, Masjid Raya Baiturrahman kini juga berperan dalam pengembangan potensi sosial penduduk setempat.

Daya Tarik yang Dimiliki Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman adalah salah satu ikon mutlak di Aceh, Indonesia. Terletak di pusat Kota Banda Aceh, masjid ini bukan cuma menjadi pusat ibadah bagi umat Islam, tetapi juga mempunyai energi tarik yang membuatnya menjadi destinasi wisata religius yang penting. Berikut adalah beberapa energi tarik utama dari Masjid Raya Baiturrahman:

Arsitektur Masjid Raya Aceh

Masjid Raya Aceh, yang pertama kali direnovasi pada th. 1879, menampilkan model arsitektur yang terlampau khas. Desainnya yang bergaya Mughal merupakan hasil adaptasi dari arsitek Belanda, Gerrit Bruins, yang diterjemahkan oleh L.P. Luijkx. Salah satu ciri khasnya adalah kubah hitamnya, yang terbuat dari sirap kayu keras yang menyerupai ubin.

Selain itu, masjid ini juga menunjukkan dampak desain Tiongkok, berkat keterlibatan kontraktornya, Lie A Sie, yang berasal dari etnis Tionghoa. Bagian interior masjid juga terlampau mengesankan, dengan pemanfaatan batu marmer dari Tiongkok dan jendela patri yang diimpor dari Belgia. Ukiran-ukiran yang menghiasi dinding, pintu, dan pilar masjid menaikkan kesan elegan dan megah.

Setelah terkena dampak bencana Tsunami, fasad masjid semakin menawan dengan menambahkan payung-payung raksasa di pelataran masjid, serupa dengan yang terkandung di Masjid Agung Semarang. Kunjungan segera ke masjid ini, terutama pada malam hari, kalian bakal terpukau dengan keindahannya. Masjid Raya Aceh, sebagai kebanggaan penduduk Aceh, adalah destinasi yang wajib dikunjungi.

Cerita Gempa Tsunami

Masjid Agung ini beroleh ketenaran internasional sehabis bencana gempa tsunami th. 2004. Bangunan ini menjadi satu-satunya yang bertahan sehabis terjangan tsunami dan gempa berkekuatan 8.6 skala Richter. Sementara bangunan-bangunan di sekitarnya rata dengan tanah akibat ombak yang dahsyat, masjid ini cuma mengalami keretakan ringan.

Setelah bencana tersebut, masjid ini bermanfaat sebagai area pengungsian bagi para korban yang selamat. Proses renovasi masjid selesai pada th. 2008, dan sejak itu, masjid ini udah menjadi ikon kebanggaan warga Aceh dan menarik perhatian wisatawan yang penasaran dengan keajaibannya.

Tempat Nyaman dan Instagramable

Setelah renovasi, suasana Masjid Baiturrahman Aceh semakin nyaman dan menawan. Keindahannya memicu banyak orang menyebutnya sebagai “Taj Mahal dari Aceh.” Selain area dalam masjid yang diperuntukkan bagi ibadah, terkandung banyak spot menarik yang bisa kalian eksplorasi. Salah satu yang paling terkenal adalah area pelataran masjid.

Di sini, kalian bisa mengambil alih foto dengan latar belakang masjid yang megah, lengkap dengan payung hidrolik besar layaknya di Mekah. Area gerbang dekat menara setinggi 35 mtr. juga menawarkan pemandangan yang tidak kalah menarik. Waktu paling baik untuk nikmati keindahan masjid ini adalah pada sore hari, merasa dari sehabis Ashar hingga Isya. Sambil menunggu azan, kalian bisa bersantai dan berfoto di pelataran masjid yang luas.

Lokasi, Rute, dan Jam Operasional Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman terletak di pusat Kota Banda Aceh, tepatnya di Jl. Moh. Jam, Kampung Baru, Baiturrahman, Aceh. Akses ke masjid ini terlampau gampang dari beragam arah. Untuk menemukan rute paling baik menuju wisata religi ini. Kalian bisa memakai Google Maps, agar kamu tidak wajib kuatir menghafal jalur atau menanyakan pada orang lain di jalan.

Untuk merawat kesucian area ibadah, masjid ini mempunyai jam kunjungan bagi para jamaah, yaitu dari pukul 04.30 WIB hingga 22.00 WIB tiap-tiap hari. Tentukan waktu yang cocok untuk kunjungan kalian ke Masjid Raya Baiturrahman, kebanggaan warga Aceh.

Baca Juga: https://mediiaindonesia.com/

Harga Tiket Masuk Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu destinasi wisata religi yang terkenal di Aceh, Indonesia. Terletak di jantung kota Banda Aceh, masjid ini tidak cuma menjadi area ibadah, tetapi juga menarik banyak wisatawan dan pengunjung dari beragam penjuru. Jika kalian memiliki rencana untuk datang ke masjid ini, tersedia Info tentang biaya masuk dan yang ditawarkan.

Kabar baik untuk para pengunjung, kalian tidak wajib membayar biaya tiket masuk untuk nikmati keindahan Masjid Raya Baiturrahman. Akses ke kawasan masjid sepenuhnya gratis, agar kalian bisa lakukan kunjungan tanpa kuatir tentang biaya tambahan.

Fasilitas Lengkap Masjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman di Aceh udah mengalami transformasi besar-besaran, menghadirkan beragam sarana yang menaikkan kenyamanan dan kemudahan bagi para pengunjung. Berikut adalah beberapa sarana utama yang dimiliki masjid ini:

Area Parkir Bawah Tanah

Salah satu pembaruan paling drastis adalah area parkir bawah tanah yang luas. Area ini dirancang untuk menampung ratusan kendaraan, baik motor maupun mobil, agar memudahkan pengunjung untuk menemukan area parkir dengan mudah. Parkir bawah tanah ini terhubung segera dengan area wudhu dan toilet, mempermudah aksesibilitas bagi para jamaah.

Tempat Wudhu dan Toilet

Fasilitas area wudhu dan toilet yang bersih dan terawat adalah salah satu aspek mutlak dari masjid ini. Letaknya yang strategis, terhubung segera dengan area parkir, meyakinkan kenyamanan bagi pengunjung yang dambakan beribadah dengan tenang.

Perpustakaan

Masjid Raya Baiturrahman juga mempunyai perpustakaan yang sediakan beragam koleksi buku untuk dibaca oleh para jamaah. Ini adalah tambahan yang terlampau miliki nilai bagi mereka yang dambakan menaikkan ilmu agama dan lazim selama kunjungan mereka.

Area Ber-AC

Untuk menaikkan kenyamanan ibadah, masjid ini disempurnakan dengan sistem pendingin udara (AC) di area dalam masjid. Dengan suasana yang sejuk dan nyaman, pengunjung dapat beribadah dengan lebih lama tanpa merasa kepanasan.

Payung Hidrolik

Di pelataran luar masjid, terkandung payung hidrolik yang dapat dibuka untuk menambahkan naungan waktu cuaca panas. Fasilitas ini terlampau bermanfaat untuk merawat pengunjung dari sinar matahari yang terik, agar mereka selalu dapat beraktivitas dengan nyaman.

Pasar Aceh

Meskipun masjid ini tidak mempunyai kantin, pengunjung dapat nikmati beragam makanan khas Aceh di Pasar Aceh yang terletak di seberang jalan. Ini menambahkan peluang bagi jamaah untuk mencicipi kuliner lokal sehabis beribadah.

Sekarang udah jelas pesona yang diberikan oleh Masjid Raya Baiturrahman, yang merupakan saksi kejayaan kesultanan Aceh. Semoga Info yang udah dijelaskan diatas, bermanfaat!